Novan Herfiyana

Jelang Lebaran 2019: Touring Bandung-Pangandaran via Pangalengan

Dalam sepekan terakhir, entah mengapa, saya ingin melakukan touring Bandung-Pangandaran via Pangalengan di bulan puasa (Ramadhan). Namun, touring kali ini, bukan mengunjungi tempat wisata, tetapi hanya sekadar mengecek keadaan jalan –itu juga sebetulnya berwisata. Akhirnya, Minggu, 2 Juni 2019, kemarin, saya melakukannya juga.

Tadinya, menurut rencana, saya akan berangkat pada pukul enam atau tujuh pagi. Namun, nyatanya, saya baru mulai berangkat pada pukul 08.13 WIB.

Karena berada di kawasan utara Kota Bandung untuk menuju Pangalengan, kelak, perjalanan kali ini, saya akan menggunakan jalur utama Jalan Mohammad Toha. Jadilah jalurnya seperti biasa yaitu Bandung-Dayeuhkolot-Banjaran. Saya tiba di Alun-alun Banjaran pada pukul 09.21 WIB. Kawasan padat terjadi di pasar Jalan Mohammad Toha dan pasar Dayeuhkolot –juga nanti di pasar Banjaran. Sepertinya ramai menjelang Lebaran.

Sementara itu, dalam perjalanan melintasi Jalan Raya Banjaran-Pangalengan, saya tiba di Bundaran Pangalengan –saya biasa menyebutnya begitu– pada pukul 10.10 WIB. Lalu, saya belok kanan ke Cisewu/Talegong. Berjalan –mengendarai motor– secara santai.

Pada jalur Pangalengan-Talegong, ada tiga titik yang biasa menjadi perhatian saya untuk “mengatur” jarak. Ketiganya yaitu Situ Cileunca, Polsek Talegong, dan Alun-alun Talegong.

Hingga akhirnya saya menemui pertigaan: ke Bungbulang (ke kiri) dan ke Rancabuaya (ke kanan). Setelah melewati pertigaan ini, inilah jalur yang saya suka: jalan bagus beraspal mulus. Motor melaju asyik tanpa belokan yang blind spot.

Rancabuaya

Saya tiba di persimpangan (perempatan) Rancabuaya pada pukul 12.25 WIB. Satu kilometer sebelumnya, saya beristirahat sejenak di Masjid Besar Al Barokah pada pukul 12.08 WIB s.d. 12.23 WIB. Letaknya 50 meter dekat Polsek Caringin.

Karena tujuan saya dalam perjalanan kali ini hanya sekadar mengecek jalur –bukan berwisata– saya langsung melanjutkan perjalanan menuju Cikelet/Pameungpeuk. Dimanjakan keindahan pantai atau laut dari kejauhan, plus angin laut yang kadang membesar, kecepatan motor saya dipacu pada kisaran 60-80 dan 80-100 km/jam. Sebelumnya, sejak dari Bandung, saya memacu kecepatan 40-60 km/jam.

Sebetulnya, soal kecepatan, itu terjadi dengan sendirinya. Mungkin jalur Caringin (Rancabuaya)-Cikelet-Pameungpeuk yang begitu lengang membuat keadaan jalan begitu mengasyikkan. Bandingkan dengan jalur Pangalengan-Talegong-Cisewu yang berkelok-kelok plus blind spot.

Mengisi BBM di SPBU Pameungpeuk. Itulah SPBU pertama yang hadir sejak dari Pangalengan tadi. Sebetulnya, saat ini, hampir di setiap jalur sudah banyak POM Mini atau bahkan bensin dalam botol. Namun, ada ceritanya. Saya biasanya suka berharap-harap cemas ketika BBM sudah hampir habis sambil menunggu dimana “datangnya” SPBU. Bagaimana tidak, dulu –tidak lama-lama amat sih dari sekarang– jalurnya masih belum ramai. Kini, “tantangan” itu sudah tidak ada karena sebagaimana diceritakan tadi, POM Mini-nya sudah banyak. Jadi, kita bisa beli dan mengisi BBM di mana saja. Tidak terlalu khawatir.

Satu kilometer dari SPBU Pameungpeuk tadi, saya tiba di persimpangan Cikajang/Garut (lurus) dan Sancang/Cijeruk/Cibalong/Miramare (kanan). Tentu saja saya belok kanan. Saya tiba di persimpangan ini pada pukul 13.15 WIB.

Di sini, terutama sejak di perkebunan Miramare, kedaan lalu lintas relatif sepi. Tentu saja jalan bagus beraspal mulus begitu asyik untuk dilintasi. Saya menyebutnya, “seperti sirkuit sendiri” he he he.

Memasuki Cipatujah, seperti biasa, keadaan jalan hanya dibeton –lebih asyik yang beraspal ya?!

Pada pukul 14.08 WIB, saya tiba di persimpangan Tasikmalaya/Simpang/Kalapanunggal (kiri) dan Pantai Pamayang/Cikalong (lurus atau kanan). Karena hendak menuju Pangandaran, saya berjalan lurus.

Di jalur persimpangan ini hingga persimpangan berikutnya, kini ada dua SPBU. Satu di awal dan satu lagi menjelang akhir.

Pangandaran

Pangandaran yang biasa saya maksud adalah Pantai Pananjung Pangandaran. Pintu gerbang utama. Pokoknya yang ada atau dekat dengan Lapangan Merdeka-nya. Karena kalau pantai-pantai lainnya, sudah tersaji sebelum saya tiba di Pangandaran ini. Bahkan sepanjang Garut Selatan dan Tasikmalaya Selatan.

Saya tiba di Pangandaran pada pukul 16.00 WIB. Pas! Sebelumnya, saya beristirahat sejenak di salah satu SPBU di Pangandaran.

Oh ya, selama perjalanan, saya berpapasan dengan bus DAMRI trayek Pangandaran-Sindangbarang –tentu saja bus yang menuju Sindangbarang– sebanyak tiga kali. Sementara satu bus dengan trayek yang sama –tentu saja bus yang menuju Pangandaran– sekali.

Ada juga di Cipatujah, saya berpapasan dan juga menyusul bus Tasik-Ciheras (Cipatujah-Knunggal). Ada terminal di dekat salah satu tempat wisata (pantai).

Single Post Navigation

Tinggalkan komentar